mio drag race









   
        
                     



Tercepat di 201
2010-07-30 22:40:04
51551.jpgTrek lurus 201 meter di Harapan Indah Bekasi beberapa waktu lalu jadi tempat pembuktian Suzuki Satria F-150 racikan Tiara Motor (TM) ini menjadi yang tercepat di kelas OMR Satria F-150. Catatan waktu tempunya, 8,643 detik di final.

Padahal motor ini juga sempat menjadi calon kuat pemenang di kelas 4-tak sampai 250 cc. "Sayang saat final saya 51562.jpgjump start. Padahal waktu penyisihan sudah tercepat," bilang Paul Setiawan,, joki merangkap mekanik TM ini. Waktu tercepat yang pernah diraihnya adalah 8,23 detik.

Kunci keberhasilannya tentu sektor ubahan di dapur pacu. "Saya berani memainkan kompresi tinggi," kata Paul. Saat ini bebek hyperunderbone ini diklaim berkompresi 1 : 16.

Piston standar tentu sudah dilungsurkan. "Gantinya pakai punya Scorpio oversize 100," kata pemilik bengkel di Jl. Raya Centex, No. 49, Ciracas, Jakarta Timur ini.

51573.jpgSementara itu untuk setang masih menggunakan standar. Hanya dilakukan pergesaran langkah. "Kita geser 6 mm dengan cara menutup yang lama pakai las listrik dan kawat baja dan bikin baru," tambahnya. Kondisi sekarang, kapasitas mesin ikut melonjak. Paul mengestimasi sekarang sudah menjadi 248 cc.

Noken as, juga masih menggunakan aslinya. "Hanya dibubut sedikit, tapi kalau ditanya berapa derajatnya, kurang tahu perssi juga. Maklum main feeling saja," tambah pria yang juga mempunyai bengkel bubut ini. Dia juga mengaku ogah pakai kem aftermarket karena tidak sesuai karakter mesin racikannya.

Pemilihan final gear sekarang menjadi 14 : 33. "Meski berat, tapi untuk jarak 201 meter bisa habis sampai gigi 6," cerita Paul mantap!

POSISI 1 & 2


Saat berlangsungnya Nite Drag kemarin itu Satria ini memang terbukti mumpuni. Dengan digunakan secara tandem, artinya oleh dua joki berhasil menjadi posisi 1 dan 2. Peringkat pertama dengan joki Paul dan kedua oleh Ute.

"Selisih waktunya 0,2 detik saja," kata Paul. yaitu antara 8,643 dan 8, 813 detik. Hal itu lebih pada feeling dalam proses perpindahan persneling.

"Gue kan joki cabutan, kalau Paul sih emang yang dari awal plus mekniknya pula. Kalah gak pa pa lah," canda Ute yang pada event itu ngegas dibanyak kelas.

Untuk saat ini Paul memang berencana untuk mundur sebagai joki. "Kalau sudah ada joki yang pas membawa satria ini silakan saja, gue dah pengen mundur aja," lanjut pria 31 tahun ini.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : FDR 50/90-17
Ban belakang : FDR 60/100-17Karburator : Keihin PJ 34
Klep : Custom 24 : 22
CDI : Rextor Prodrag




Siap Dilamar!
2009-04-03 22:10:34
1790mio-drag-gt-1.jpgSetali dua uang! Mungkin hal itu yang ada dibenak Roy Fahamsyah, pemilik Yamaha Mio yang dibelinya langsung dari Negeri Gajah Putih alias Thailand ini. Doi sudah pasang target, hanya dengan satu skubek saja, tapi bisa bermain di dua trek. Ya, 201 atau 402 meter.

“Karena keduanya itu jarak yang sering dipakai buat drag bikekan.Dengansatubike kan. Dengan satu skubek, jadi gak repot lagi” ungkap Roy yang juga pemilik workshop Nang-Neng Speed di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.

Memang sih, niatan asli atau peruntukannya di drag. Tapi lantaran event drag tergolong jarang, Mio kelir putih striping PTT ini pun siap ‘dilamar’. Meski hanya sekadar seting bersama. Eit, tapi ada syaratnya!
1791mio-drag-gt-2.jpg
Syaratnya cukup satu. Panjang trek, enggak boleh lebih dari 400 meter. “Mengikuti seting trek terpanjang aja deh. Ya, 400 meter. Lebih dari itu, kayaknya enggaklah,” ungkap pria berusia 28 tahun yang juga sudah siapkan dua CDI berbeda untuk trek 201 dan 402 meter itu.

Tertarik?

BEDA RASIO

Sama seperti CDI, seting rasio yang diterapkan untuk trek 201 dan 402 meter juga berbeda. Untuk 201, kombinasi roller 10 dan 11 gram ditemani gir 17/38 mata. Lanjut ke 402 meter. Dengan kombinasi roller yang sama, gir 18/38 pun diandalkan untuk melesatkan Mio yang punya rangka 6 kg ini.

BRT VS VARRO

1792mio-drag-gt-3.jpgPergi jauh-jauh ke Thailand, eh, ketemunya part asal Tanah Air juga. Iya, seperti otak pengapian alias CDI yang diaplikasi di Mio ini. Satu CDI dengan merek Varro untuk di 201 meter. Sedang 402 meter, pakai CDI BRT.

“Gue juga bingung. Tapi gimana ya, memang itu yang dipakai di Mio ini. Dan, setingan ini asli dari Thailand lho, tidak diubah-ubah,” ujar Roy diiringi senyum. Tapi menurut pria ramah ini, beda CDI juga beda kombinasi koil yang dipakai.

Untuk CDI Varro, pengirim percikan api ke busi alias koil mengaplikasi milik Honda CRF125. Yap, kepunyaan motor special engine (SE). Sedang untuk BRT, pakai koil Suzuki RM125. Mantap!1793mio-drag-gt-4.jpg

MESIN 307 CC

Sebelum meminang alias melamar, tak ada salahnya tahu isi daleman Mio ini dulu. Jangan sampai nyesel di kemudian hari. Nah, Mio milik Nang-Neng Speed ini mantap diisi piston diameter 66 mm merek High Speed.

Tapi sebenarnya yang perlu ditakuti bukan itu saja.Melainkankenaikansaja. Melainkan kenaikan stroke yang diterapkan. “Stroke naik 16 mm pakai metode geser pen di kruk-as dan juga tambah pen stroke,” buka Roy dengan nada suaranya serak.

Sabar cuy! 16 mm itu belum dihitung keseluruhan. Karena kalau dihitung keseluruhan, naik-turun stroke jadi 32 mm. Itu artinya dari 57,9 mm, panjang stroke naik jadi 89,9 mm. Dibulatkan, 90 mm. So, itu artinya kapasitas isi silinder Mio ini pun bengkak jadi 307 cc.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : IRC Eat My Dust 50/90-17
Ban belakang : IRC Eat My Dust 70/90-17
Karburator : Keihin PE 28 MM

Komentar

Postingan Populer