Yamaha Mio 2008 (depok)

kombinasi pas ,, mantapp daghhh""""
2009-03-27 20:18:31
1742skubek-juara-dvd1.jpgIni dia kampiun kelas Matic Bore Up 150 cc Pemula di gelaran balap skubek beberapa minggu lalu. Dendy Bre, racer tim Dot Matic Kawahara Clinic Motor, berhasil menyisihkan 43 lawan lain yang terjun di kelas yang sama.

Padahal menurut pria yang sering disebut MC sebagai raja matic ini, korekan di Mio besutannya tergolong sederhana. Juga diamini sang mekanik. “Iya, nggak ada yang spesial. Hampir semua part yang nempel di motor ini standar,” ujar Deny Mansur atau akrab dipanggil Komeng.

Wah, maca cih! Tapi kok motor bisa ngacir terus ya! Jadi penasaran mau cari tahu di mana keistimewaannya. Motor yang istimewa atau memang racernya yang punya peranan lebih. Atau juga, menang karena kombinasi keduanya yang memang pas. Ya joki, ya seting motor.

Bedah aja! 1743skubek-juara-boyo4.jpg

RASIO 11,7 : 1

Buat matik, Komeng yakin kalau rasio kompresi yang ditanam nggak perlu terlalu besar. Makanya, doi cuma sentuh kompresi di 11,7 : 1 doang. Ini menyesuaikan dengan bahan bakar yang wajib dipakai, Pertamax Plus.

Nah, angka 11,7 : 1 didapat dari beberapa ubahan di kepala dan blok silinder. Buat tambah kapasitas silinder, Komeng yang berambut cepak ini mengaplikasi piston milik Honda GL125 oversize 25. Artinya boring harus diganti dan dijejali piston diameter 57,25 mm. Kini, kapasitas silinder bengkak jadi 148,1 cc. Kurang dari 150 cc kan?

Mantapnya lagi, Komeng nggak menerapkan metode papas kepala silinder. “Head dan blok nggak dipapas, tapi cukup piston dibikin dome di bagian tengah sekitar 4 mm. Oh ya, kubah head juga dibikin 12ยบ tapi bentuknya seperti kubah standar,” ungkapnya.

Setelah menggunakan piston GL125 dan ruang bakar diatur ulang, rasio kompresi sudah lumayan tinggi. Kini sudah hampir 12 : 1. Cukup dipadu Pertamax Plus dan timing pengapian CDI BRT yang juga wajib dipake.

ENGGAK NGERTI DIAL

1744skubek-juara-boyo2.jpgBuat menemani klep 28 mm/24 mm merek TK, juragan Clinic Motor ini masih menggunakan noken-as standar. “Hanya dibubut dikit demi sedikit. Sorry nggak ngerti derajat-derajatan. Pokoknya kalau dicoba enak, artinya pas,” ceritanya jujur.

Komeng juga mengaku belum bisa dial noken as. Jadi doi juga nggak mudeng kalau ditanya istilah Titik Mati Atas (TMA) atau Titik Mati Bawah (TMB) segala. Weleh, belajar dong kalo mau maju.


ROLLER 8 MM1745skubek-juara-boyo3.jpg

Maaf, itu bukan beratnya roller. Tapi karena Komeng percaya sama kemampuan roller standar. “Hanya sedikit bermain di roller. Masih pakai asli tapi sudah dilubangi pakai mata bor diameter 8 mm,” cuapnya sambil kasih alasan supaya tarikan tambah enteng.

DATA MODIFIKASI

Ban : Indotire
Per klep : Suzuki Smash
V-belt : TDR
Knalpot : Leher custom, dalaman bobok


cuma 294 cc
2010-08-13 23:18:08
5288mio-350cc-yudi-1.jpgMio ini menjadi yang tercepat kedua dalam ajang drag bike malam pada 6 Februari lalu di Kota Harapan Indah, Bekasi. Skubek ini berlaga di kelas FFA 350 cc. Waktu itu motor yang tercatat digeber Dany Helen ini tembus 7,914 detik di lintasan 201 meter. Sebenarnya ada apa di balik motor punya bengkel MC Racing ini.

"Sebenarnya rada kecewa juga. Sebab, harusnya bisa tembus 7,6 detik. Ya sesuai catatan waktu di Thailand," kata Miekeel Tjahjanto, bos MC Racing.5289mio-350cc-yudi-2.jpg

Memang bisa dikatakan secara ge-londongan motor ini diboyong dari Negeri Gajah Putih itu. Tapi, di satu sisi Miekeel juga bisa senang karena jadi tercepat kedua di antara motor yang kapasitasnya di atas 300 cc. Tentu jadi hal yang membanggakan juga.

Untuk dalaman mesin piston yang digunakan adalah buatan Hi Speed Thailand dengan ukuran 66 mm. Sedang stroke sekarang juga melonjak naik menjadi 86 mm. Artinya, naik 28,1 mm dibandingkan aslinya. Komponen ini juga masih dari produsen yang sama. Akibat dari itu, tentu harus dilakukan penambahan paking blok dengan ketebalan 3,5 cm.

Hal lain yang unik dari Mio ini adalah banyaknya komponen dari Yamaha Fino yang dipakai. "Untuk CDI sekarang memang zamannya punya Fino," kata pria bertubuh besar ini.

Bukan hanya sampai di situ. "Untuk roller juga lebih mumpuni pakai Fino, ukuran yang lebih besar dibanding punya Mio," tambahnya. Tentu saja karena beda ukuran itu maka harus dilengkapi juga dengan rumah roller.

Ada hal yang bisa membuat bangga. "Beltnya pakai buatan Indonesia dan sekarang semua motor drag di Thailand sudah pakai produki kita. Jadi, memang gak perlu pakai belt aneh-aneh," tegas Miekeel.

RANGKA ALUMINIUM

5290mio-350cc-yudi-3.jpgUntuk rangka, MC Racing lebih sreg pilih bahan aluminium. "Sebenarnya gue punya banyak pilihan rangka. Tapi khusus buat yang ini, pakai almu saja," kata Miekeel yang di tokonya juga tersedia rangka titanium.

Rangka ini mempunyai berat hanya 3 kg. "Tapi, sebenarnya rangka yang terlalu ringan juga sangat membutuhkan skill joki yang hebat," lanjut pria yang buka toko di Jl. Kebon Jeruk IX, No. 20C, Kota, Jakarta Barat ini.

Memang saat motor ini digeber melintas di trek lurus, sang joki sudah terlihat agak susah mengendalikannya. "Karena itu waktunya jadi di bawah time saat di Thailand," tambah Miekkel yang bongsor itu. Padahal untuk rasio sudah diperberat pakai 19 : 37 biar motor tidak liar. Selain itu pemasangan stabilizer Ohlins juga diharapkan bisa membuat motor jadi lebih stabil.

DATA MODIFIKASI


Ban depan: Mizzle 50/90-17
Ban belakang: Vee Rubber 50/90-17
Karbu : PWK 32
Knalpot : MC Racing
Sok belakang: Daytona

Komentar

Postingan Populer